Monday, April 17, 2006
Pada Waktu Subuh…..

Saat subuh menjelang kuterbangun mendengar suara orang menjelang adzan subuh dimesjid sebelah rumahku. Saat kutengok kembali jam weker …achhh…ternyata masih kurang 5 menit dari waktu alarm yang kupasang jam 04.30 tet. Saat itu rasanya masih mengantuk, suamiku masih tergolek tidur dengan pulasnya disampingku. Entah mungkin sepak bola semalem membuatnya enggan dan beranjak untuk pergi tidur. Aneh memang para bola maniak …dibelain sampai tidak tidur pun rela hanya demi memelototinya, apalagi kalau dari awal disebutkan yang main adalah klub favoritnya atau pemain idamannya…heeeeh…tidak habis pikir aku dibuatnya…..cek..cek…

Diantara mau tidur lagi dan mau bangun rasanya enak sekali untuk menerawang. Maklum waktu yang tanggung pikirku. Inilah waktu untuk bermalas-malasan kataku dalam hati, masih ada sekitar 5 menit...lumayanlah. Sedangkan kalau mau tidur…waaahhh….pasti bikin kebablasan apalagi bakalan molor dari jadual sholat subuh.

Akhirnya aku hanya menerawang, apa yang aku lakukan dihari kemarin dan apa yang akan aku lakukan hari ini. Otakku berputar kuat untuk mencari fantasi diri agar tidak terkesan buang-buang waktu dengan acara melamun…tetapi lebih kepada instropeksi diri…dan rekonstruksi apa yang akan aku kerjakan hari ini.

Saat gambaran demi gambaran mulai muncul…aku semakin terlena, mimpi-mimpi yang terasa jauh dari realita…andaikan aku seorang putri yang kaya raya, andaikan aku seorang …dan…seorang…..hemmmm….tak terasa mataku pun meredup...mesti ada cahaya terang dialam lain.

Roti…roti…lambat laun akhirnya terdengar suara tukang roti keliling yang biasa menjajakan dagangannya setiap jam 05.30 didepan rumahku. Roti…roti…susan bakery…tawar …manis..roti…roti…. Waduh…ternyata aku ketiduran lagi. Tak terasa satu jam berlalu dengan buaian mimpi di waktu subuh…Aku cepat-cepat beranjak untuk mengambil air wudlu …Ya allah ternyata mimpi ini membuaiku ke alam yang entah aku tidak ingat sedang mimpi apa aku….Oh...waktu subuh...
posted by ikiepoy @ 12:16 AM   0 comments
Saturday, April 15, 2006
Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya.Pekerja itu berteriak - teriak, tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin - mesin dan orang - orang yang bekerja, sehingga usahanya sia - sia saja.

Oleh karena itu, untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya. Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang kedua pun memperoleh usaha yang sama.

Tiba - tiba ia mendapat ide. Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah orang itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit, temannya menengadah ke atas? Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.

Tuhan kadang - kadang menggunakan cobaan - cobaan ringan untuk membuat hidup kita menengadah kepada-Nya. Seringkali Tuhan melimpahi kita dengan rahmat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepada-Nya. Karena itu, agar kita selalu mengingat kepada-Nya, Tuhan sering menjatuhkan batu kecil kepada kita.

sumber : www.seputarbisnis.com
posted by ikiepoy @ 3:00 AM   0 comments

Senin, 03 September 2001
Jika Tuhan Bersenda-gurau

Oleh Miranda Risang Ayu

Anda sedang jatuh cinta? Selamat. Mungkin, dedaunan tiba-tiba lebih hijau dari biasanya. Atau, tanpa sadar, diri Anda menjadi lebih bersinar. Jatuh cinta yang baik, khabarnya, membuat seseorang menjadi lebih hidup, lebih bersemangat, bahkan juga, lebih pengasih, lebih mudah memaafkan, dan lebih tegar menghadapi masalah. Seorang mahasiswi yang tengah jatuh cinta bahkan pernah merasa bahwa pepohonan rimbun menuju kampusnya, yang ia lewati belasan kali dalam seminggu, dengan motor, kepadatan jadwal, dan kebisuan yang sama, tiba-tiba mengirimkan tasbih, yang bergemuruh bersama desir angin.

Dalam perspektif positif, cinta, seperti pesan yang tersirat dalam doa agung sang rasul ketika akan menikahkan putri kesayangannya, mengumpulkan semua yang berserak di antara dua subjek. Cinta menawarkan totalitas. Maka, dunia yang penuh warna bisa tiba-tiba menjadi jingga semua. Indah bukan?

Tetapi, dalam perspektif yang sebaliknya, cinta meniadakan warna lainnya. Ia menghanyutkan, menginfeksi kulit hingga saluran pernapasan, sampai ke ujung-ujung rambut yang tidak bersaraf. Ia membohongi kesadaran bahwa dunia itu hanya satu warna. Bagaimana jika suatu saat orang yang paling dicintai itu berubah menjadi orang yang paling dibenci? Atau, bagaimana jika tiba-tiba, orang yang paling dicintai itu mati? Bukankah kesiapan untuk sungguh-sungguh mencintai juga mensyaratkan kesiapan implisit untuk, suatu saat, sungguh-sungguh kehilangan? Cinta, seperti juga ciptaan Tuhan lainnya, bukankah juga 'cuma' sebuah amanah yang bisa diambil lagi sewaktu-waktu, kapan saja Dia mau?

Lucunya, Tuhan telah lama mengajak manusia bercanda. Diciptakan-Nya pasangan yang membuat tenteram dalam diri manusia yang lain, hingga mau tidak mau, suka tidak suka, setiap manusia cenderung akan mencari belahan dirinya yang lain. Padahal, tidak pernah ada data objektif yang menyatakan bahwa ada dua manusia yang bersama-sama dan berbahagia selama-lamanya.

Sayangnya, Tuhan adalah Lex Divina yang tidak bisa diprotes. Lagi pula, agaknya indah jika seorang manusia mau menanggapi canda-Nya, hingga nanti, di perjumpaan terakhir, Ia tidak murka, tetapi tersenyum dengan agung-Nya.

Untuk niat ini, tampaknya, ada tiga cara spiritual yang biasa ditempuh. Pertama, secara sadar, menolak cinta. Arti paling harfiah dari cara ini, tentu adalah tidak mau jatuh cinta, atau secara ekstrem, tidak percaya dengan lembaga perkawinan, tetapi cara ini terlalu radikal dan serius hingga Tuhan tidak suka. Kedua, mencintai dengan rasional. Karenanya, ada janji talak dalam surat kawin hingga perjanjian pembagian harta sebelum menikah. Yang paling ekstrem, seorang mencintai dengan perhitungan yang amat rasional, yakni dari bibit, bebet, dan bobot-nya. Cara ini pasti tidak akan membuat-Nya murka, tetapi entah ada di mana senyuman-Nya.

Cara ketiga, menjadi pecinta yang sesungguhnya. Jika Tuhan bertanya, apakah Anda jatuh cinta, katakan saja ya, tetapi itu hanya karena itu satu-satunya cara untuk menghikmati kehadiran-Nya. Jika Tuhan menyuruh, menikahlah, katakan saja ya, tetapi itu hanya dilakukan karena tidak ada seorang pun yang sanggup menentang-Nya. Dan jika Tuhan bertanya lagi, sudahkah merasakan cinta yang sesungguhnya, katakan saja ya, tetapi itu hanya senda-gurau saja karena hanya kehadiran-Nya yang akan mengabadikan semuanya.

Jika Tuhan bertanya, mabuk cintakah? Katakan saja ya, tetapi segeralah juga minta agar yang tertuang adalah kebenaran-Nya.


posted by ikiepoy @ 3:00 AM   1 comments
Wednesday, April 12, 2006

Andaikan hari bisa berganti sesuai keinginan kita...alangkah indahnya...begitu pula kala sang waktu mengikutinya. Ehmmm....mmm...banyak sekali harapan yang akan kita gapai saat mendung pun bergelayut, memberikan nuansa ungu di hijaunya hamparan mimpi...

Ku ingin...dan kuingin terus berlari...mengejar sebuah pelangi warna yang akan menggantikan ungu menjadi merah dan bertahap...pelan tapi pasti menjadikannya kuning...hijau...dan biru...
posted by ikiepoy @ 8:46 PM   0 comments
Welcome Myspace Comments
MyNiceProfile.com
about me
My Photo
Name:

epoy adalah epoy, orang yang suka senyum dan suka keindahan...itulah irama hidup...

Udah Lewat
Archives
sutbok
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Links
Affiliates
15n41n1
© 2006 ikiepoy.blogspot.com